copas lagi
Suatu hari, ku beranikan diri untuk mengatakan keputusan ku kepadanya,
bahwa aku menginginkan perceraian.
"Mengapa ?", dia bertanya dengan terkejut.
"Aku lelah, kamu tidak pernah bisa memberikan cinta yang aku inginkan".
Dia terdiam dan termenung sepanjang malam di depan komputernya,
tampak seolah-olah sedang mengerjakan sesuatu, padahal tidak.
Kekecewaan ku semakin bertambah, seorang pria yang bahkan tidak dapat
mengekspresikan perasaannya, apalagi yang bisa ku harapkan darinya ?
(gumam ku di dalam hati). Dan akhirnya dia bertanya,
"Apa yang dapat aku lakukan untuk merubah pikiranmu?".
Aku menatap matanya dalam-dalam dan menjawab dengan pelan,
"Aku punya pertanyaan, jika kamu dapat menemukan jawabannya di dalam hati,
aku akan merubah pikiran ku “.
sayangku, seandainya aku menyukai setangkai bunga indah yang ada di tebing gunung,
akan tetapi kita berdua tahu jika kamu memanjat gunung itu kamu akan mati,
apakah kamu akan melakukannya untukku ?".
Dia termenung dan akhirnya berkata, "Aku akan memberikan jawabannya besok".
Hati ku langsung gundah mendengar responnya.
Keesokan paginya, dia tidak ada di rumah, dan aku menemukan selembar kertas
dengan coretan tangannya dibawah sebuah gelas yang berisi susu hangat.
Disitu tertulis ... "Sayangku, aku tidak akan mengambil bunga itu untukmu,
tetapi ijinkan aku untuk menjelaskan alasannya".
Kalimat pertama ini menghancurkan hati ku, namun aku melanjutkan untuk membacanya.
" Kamu sering mengetik di komputer dan selalu mengacaukan program-program di PC dan
akhirnya menangis di depan monitor karena panik, namun aku selalu memberikan
jari-jari aku supaya bisa membantumu dan memperbaiki programnya.
Kamu selalu lupa membawa kunci rumah ketika kamu keluar, dan aku harus memberikan kaki ku supaya bisa mendobrak pintu dan membukakan pintu untukmu ketika pulang.
Kamu suka jalan-jalan ke luar kota tetapi selalu nyasar di tempat-tempat baru yang kamu kunjungi,
aku harus menunggu di rumah agar bisa memberikan mata aku untuk mengarahkanmu.
Kamu selalu pegal-pegal pada waktu "teman baikmu" datang setiap bulannya, dan
aku harus memberikan tangan ku untuk memijat kakimu yang pegal.
Kamu senang diam di rumah dan aku selalu kuatir kamu akan menjadi "aneh".
Dan harus membelikan sesuatu yang dapat menghiburmu di rumah atau meminjamkan lidahku untuk menceritakan hal-hal lucu yang aku alami. Kamu selalu menatap komputermu, membaca buku sambil tidur dan itu semua tidak baik untuk kesehatan matamu, aku harus menjaga mata ku agar ketika kita tua nanti, aku masih dapat menolong mengguntingkan kukumu dan mencabuti ubanmu.
Tanganku akan memegang tanganmu, membimbingmu menelusuri pantai,
menikmati matahari pagi dan pasir yang indah.
Menceritakan warna-warna bunga yang bersinar dan indah seperti cantiknya wajahmu “.
" Tetapi sayangku, aku tidak akan mengambil bunga itu untuk mati.
Karena aku tidak sanggup melihat air matamu mengalir menangisi kematianku.
Sayangku, aku tahu ada banyak orang yang bisa mencintaimu lebih dari apa
yang dapat aku lakukan. Namun jika semua yang telah diberikan tanganku, kakiku,
mataku tidak juga cukup bagimu, maka aku tidak akan bisa menahan dirimu mencari tangan, kaki, dan mata lain yang dapat membahagiakanmu ".
Air mata ku jatuh ke atas tulisannya dan membuat tintanya menjadi kabur,
tetapi aku tetap berusaha untuk membacanya.
" Sayangku, kamu telah selasai membaca jawaban ku. Jika kamu puas dengan semua jawaban ini, dan tetap menginginkanku untuk tinggal di rumah ini, tolong bukakan pintu rumah kita,aku sekarang sedang berdiri didepan menunggu jawabanmu. Jika kamu tidak puas sayangku,
biarkan aku masuk untuk membereskan barang-barangku, dan aku tidak akan mempersulit hidupmu. Percayalah, bahagiaku bila kau bahagia ".
Aku segera berlari membuka pintu dan melihatnya berdiri di depan pintu dengan
wajah penasaran sambil tangannya memegang susu dan roti kesukaanku.
Oh… kini aku tahu, tidak ada orang yang pernah mencintai aku lebih dari dia mencintaiku.
Itulah cinta, di saat kita merasa cinta itu telah berangsur-angsur hilang dari
hati kita karena kita merasa dia tidak dapat memberikan cinta dalam wujud yang kita inginkan, maka cinta itu sesungguhnya telah hadir dalam wujud lain yang tidak pernah kita bayangkan sebelumnya.
Seringkali yang kita butuhkan adalah memahami wujud cinta dari pasangan kita,
dan bukan mengharapkan wujud tertentu.
Diposting pada : Jumat, 24 Juni 11 - 19:41 WIB
Dalam Kategori : TUGAS